Slugging Kembali Naik Daun

Slugging Kembali Naik Daun, Tapi Bahan Lamanya Sudah Ditukar

Rahasiaglowing – Slugging kembali naik daun sebagai ritual kecantikan malam hari, terutama saat musim dingin di belahan bumi utara. Teknik ini awalnya populer di kalangan penggemar K-beauty, dengan cara mengoleskan lapisan tebal petroleum jelly sebagai langkah terakhir setelah rutinitas skincare malam. Tujuannya? Mengunci kelembapan dan menciptakan pelindung agar kulit tetap terhidrasi sepanjang malam.

Meski terdengar sederhana, teknik ini sempat mendapat kritik karena penggunaan bahan berbasis minyak bumi yang dianggap berat dan bisa menyumbat pori-pori. Namun, seiring berjalannya waktu dan meningkatnya tren kecantikan yang lebih sadar lingkungan dan ramah kulit, slugging kini muncul kembali—dengan wajah baru.

Bahan Baru, Efek Sama (Bahkan Lebih Baik)

Slugging kembali naik daun, namun kini dengan modifikasi bahan. Pengguna skincare modern mulai meninggalkan petroleum jelly dan beralih ke occlusive alami yang lebih ringan dan bernapas, seperti squalane, shea butter, jojoba oil, dan bahkan ceramide balm.

Bahan-bahan ini tidak hanya memberikan efek penguncian kelembapan yang sama, tetapi juga mengandung nutrisi tambahan yang mendukung regenerasi kulit tanpa menimbulkan rasa lengket berlebih. Squalane, misalnya, di kenal sangat mirip dengan sebum alami kulit sehingga mudah diserap, sementara shea butter kaya akan antioksidan dan cocok untuk kulit sensitif.

“Sunburn Aesthetic? Tren Ini Viral, Tapi Kulitmu Bisa Menyesal”

Beralih ke bahan alami juga menjadi respons terhadap meningkatnya kesadaran konsumen akan kandungan produk yang mereka gunakan. Banyak orang kini lebih selektif, memilih produk yang cruelty-free, vegan, dan ramah lingkungan.

Tetap Aman, Tetap Glowing

Slugging kembali naik daun bukan berarti cocok untuk semua orang. Para dermatolog menyarankan agar teknik ini di lakukan sesuai jenis kulit. Bagi pemilik kulit berminyak atau acne-prone, slugging sebaiknya di lakukan sesekali, dan menggunakan bahan occlusive yang ringan serta non-comedogenic.

Yang menarik, slugging versi baru ini menjadi bagian dari gerakan “skinimalism”—perawatan kulit minimalis yang menekankan kesederhanaan, efektivitas, dan keberlanjutan. Jadi, meski tekniknya berasal dari tren lama, penerapannya kini jauh lebih bijak dan personal.

Tren ini menegaskan satu hal: dalam dunia kecantikan, gaya boleh berganti, tapi prinsip perawatan kulit yang tepat selalu kembali bersinar.

“Doomsday Fish Kembali! Kebetulan atau Peringatan?”